Indonesia Potensial Kembangkan Inkubator Bisnis

 Oleh G. Suranto

 infopublik.org
Jakarta, Info Publik Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan inkubator bisnis, dengan sumber daya alam yang berlimpah, kualitas sumber daya manusia dan jumlah pasar yang baik untuk menumbuhkan wirausaha baru.
“Inkubator bisnis tersebut dibutuhkan karena adanya persaingan kedepan yang ketat dengan free market dan free competition,” kata Dirjen Aplikasi Informatika, Kementerian Kominfo, Dr. Ir. Ashwin Sasongko, M.Sc dalam paparannya yang berjudul Program Pengembangan Inkubator Bisnis Berbasis ICT yang disampaikan pada forum diskusi inkubator bisnis di Jakarta, Rabu (25/1).
Disamping itu, inkubator bisnis tersebut diperlukan, karena Indonesia masih sebagai pasar bukan sebagai produsen, dan untuk menumbuhkan produk industri kreatif, karena  paska inkubasi dapat menghasilkan wirausaha muda.
Untuk itu, perlu dukungan dari semua stakeholder sebagai risk-taker, pengembangan inkubator model pilot project, dan pengembangan inkubator baru untuk penumbuhan inkubator.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI), Ir. Asril Fitri Syamas, menyampaikan, inkubator binsis (IB) merupakan salah satu wahana yang efektif dalam penumbuhkembangkan wirausaha baru berbasis teknologi.
Sebagai lembaga intermediasi, IB melakukan proses inkubasi terhadap tenant calon wirausaha melalui pelayanan penyediaan tempat sebagai sarana pengembangan usaha beserta fasilitas pendukung lainnya, akses teknologi, akses pemasaran, akses permodalan, pelatihan, pendampingan,dan bimbingan kewirausahaan.
Dengan fasilitas layanan tersebut, IB menjalankan perannya dalam melakukan penguatan terhadap tenant/calon wirausaha baru dan produk/jasa inovatif yang akan dikembangkan, sehingga risiko kegagalan bisnis dapat ditekan atau memperbesar tingkat keberhasilan bisnis.
Dalam beberapa dekade belakangan ini hampir seluruh pemerintah negara di dunia memiliki program pengembangan kewirausahaan, dan banyak diantaranya melalui pengembangan IB.
Saat ini, di dunia terdapat tidak kurang dari 4.000 IB, di mana Amerika Serikat memiliki IB paling banyak sekitar 1.300, seluruh Eropa 900, Cina 600, Korea Selatan 270, Jepang 200,dan Malaysia 106. Sedangkan IB di Indonesia, saat ini baru mencapai sekitar 40, dan 24 diantaranya tergabung dalam AIBI. (rm)

0 Komentar anda: